sejumlah kejadian di tanah air baru baru ini telah membuktikan bahwa diskriminasi terus terjadi, sebagai contoh yang sangat jelas adalah perhatian yang kurang pada korban banjir di Wasior/Papua. dalam hal ini untuk memberikan turut berduka cita saja SBY kedahuluan olehMenteri Luar Negeri AS Hillary Clinton. dari nun jauh di sana, di New York, Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyisihkan waktu untuk menyatakan keprihatinannya atas bencana yang menewaskan hampir 100 orang tersebut.
"Atas nama rakyat Amerika Serikat, kami menyampaikan simpati mendalam terhadap kerusakan dan jatuhnya korban jiwa akibat banjir dan longsor di Indonesia bagian timur, terutama di Provinsi Papua Barat," kata Hillary dalam pernyataan yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri di Washington, Rabu (6/10/2010). "Kami menyatakan dukacita yang mendalam bagi mereka yang terkena dampak tragedi ini maupun bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan," kata Hillary lagi.
sedangkan SBY belum mengucapkan sepatah kata pun untuk banjir tersebut, apalagi memberikan bantuan langsung, tidak halnya dengan gempa di padang sumatera barat, SBY langung terjun kelapangan sehari setelah gempa, kemudian gempa di tasikmalaya korban yang jauh lebih kecil dibandingkan bencana di wasior SBY bela-belain datang kesana.
SBY pada saat ini hanya mementingkan pencitraan di luar negeri saja, tapi didalam negeri sendiri kosong, kejadian baru-baru ini mencerminkan hal itu. kita ambil contoh kekerasan/penusukan jemaat HKBP bekasi yang hingga kini belum jelas alias belum tuntas permasalahannya, padahal ketika penusukan itu terjadi SBY dengan gagahnya memprotes pembakaran Al-quran oleh pendeta Jones di AS.
saya sangat menyayangkan ketidak tegasan SBY dalam penanganan dan penangkapan terssangka kekerasan HKBP bekasi, padahal kalau dipikir logika, paling gampang menangkap tersangka penusukan tersebut dibandingkan mengungkap kasus perampokan bank CIMB niaga di Medan. apakah SBY masih takut ya dengan ormas-ormas yang lumayan banyak masanya? apalagi dengan ormas yang mengatas namakan agama yang mayoritas,,, sungguh pemerintah tidak adil.
memang tidak tegas di negara sendiri, jangan dulu lah mimpi tegas sama negara malaysia...